Lihat Semua : videografis

Pers dan Tantangan Bertahan Ditengah Badai Pandemi


Dipublikasikan pada one year ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Nur Halimah Syafira / Desain : Nur Halimah Syafira /   View : 892

Indonesiabaik.id - Informasi bisa kita dapatkan dari mana saja, tapi media atau pers lah yang punya peran signifikan dalam menyajikan hal tersebut. Di negara demokrasi, peran ini kerap disebut 4th estate. Peran pers dalam mencerdaskan bangsa luar biasa signifikan. Namun beberapa tahun belakangan, terutama saat pandemi, industri ini kencang dilanda badai.

Jadi, menurut laporan Dewan Pers periode 2019-2022 berdasarkan data SPS, setahun pandemic sebesar 71% perusahaan pers cetak mengalami penurunan omzet lebih dari 40% (Januari-April 2020) dibandingkan tahun 2019.

Tidak hanya itu, sebanyak 43,2% perusahaan pers cetak mengambil opsi merumahkan karyawan tanpa digaji, dengan kisaran sebanyak 25-100 orang tiap perusahaan. Setahun pandemi, pendapatan iklan radio berkurang 70%.

Hingga juli 2020, 30% radio melakukan pemotongan gaji. Begitupun dengan perusahaan media siber, setahun pandemi, pendapatannya turun 25-80%, 20% media siber udah ngelakuin pemotongan gaji dan tunjangan hari raya.

Kondisi ini tentu menuntut media untuk adaptasi dengan perkembangan teknologi. Serta terus berinovasi dalam hal keragaman konten, penyajian dengan teknik storytelling, maupun menjadikan media sebagai wadah kolaborasi bagi konten kreator. Selain itu, media perlu mengoptimalkan media sosial.

Mengingat, berdasarkan survei Katadata insight dan Kementerian Kominfo, media sosial memiliki tingkat kepercayaan masyarakat hingga 20,3% dan menjadi rujukan informasi bagi 70% generasi muda. Walaupun banyak tantangannya, pers akan tetap ada dan harus ada.

Karena sebagai salah satu pilar demokrasi, pers punya peran penting sebagai kontrol sosial dan menyajikan sumber informasi jernih di tengah pesatnya penyebaran informasi di era digital.



Videografis Terkait