Lihat Semua : infografis
Penyebab KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Gemawan Dwi Putra / View : 6.789 |
Indonesiabaik.id - Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk menimpa Kabupaten Asmat, Papua. Di bawah kepemimpinan baru yaitu Idrus Marham, Kementerian Sosial Republik Indonesia secara konsisten mencari penyebab KLB tersebut sekaligus konsisten mengirimkan bantuan, baik berupa bahan makanan, obat-obatan, hingga pemeriksaan kesehatan.
Ya, Kabupaten Asmat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke sejak tahun 2002 (UU No. 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Asmat). Kabupaten di pesisir selatan Provinsi Papua ini, terdiri dari 21 distrik/kecamatan dan 139 kelurahan/desa. Masyarakat Asmat, selama ini antara lain dikenal karena seni ukirnya yang khas, saat ini sedang tertimpa Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kementerian Sosial RI dalam laporan teraktualnya memaparkan secara umum kondisi lingkungan masyarakat Asmat yang serba terbatas, diindikasikan menjadi penyebab utama dari tertimpanya warga di Kabupaten Asmat dengan Kejadian Luar Biasa Campak dan Gizi Buruk, yang rupanya khusus untuk KLB Campak telah terjadi sejak 2015 hingga sekarang.
Dilaporkan oleh Kemensos RI, bahwa secara umum kondisi lingkungan masyarakat Asmat serba terbatas yang memungkinkan menjadi penyebab KLB Campak serta Gizi Buruk di sana. Antara lain bisa disebutkan yaitu bahwa kondisi tempat tinggal mereka yang berada di atas rawa-rawa sangat memungkinkan memudahkan penyebaran penyakit.
Kondisi lingkungan masyarakat Asmat lainnya adalah banyak distrik dan kampung yang tidak mudah dijangkau karena keterbatasan infrastruktur dan transportasi. Kemudian penyebaran informasi yang terbatas karena terbatasnya jaringan/sinyal telekomunikasi. Lalu masih kurangnya akses air bersih (karena bergantung pada air hujan).
Disebutkan juga masih ada pula masyarakat Asmat yang hidup nomaden dengan sistem berpindah ladang garapan. Lantas bahan makanan mereka bergantung pada kondisi alam yang seringkali kurang cukup kandungan gizi dan kurang higienis. Kemudian masih banyak masyarakat Asmat yang jauh dari kebiasaan pola hidup sehat hingga masih kurangnya pengetahuan tentang pentingnya program keluarga berencana (KB).